Member Of TDA Community

14/08/07

Jangan Merasa Pintar ….

Tulisan ini saya buat sebagai rasa terima kasih saya kepada seorang teman yang telah membuka mata hati saya. Menurutnya skill yang saya miliki hanya dimiliki satu orang di antara satu juta orang dan saya meresponnya dengan mengatakan tantangan terbesarnya adalah bagaimana menggunakan skill ini untuk digunakan sebesar-besarnya kesejahteraan saya sebagai pribadi tidak melulu untuk perusahaan di mana saya bekerja. Teman saya ini lalu bilang, “…jangan merasa pinter”

Menjadi seorang dengan status ampibhi adalah proses yang mau tidak mau harus dilalui seorang TDB yang notebene adalah karyawan yang bercita-cita ingin jadi TDA. Kalau mau dianalogikan dengan cuaca, amphibi itu seperti musim pancaroba, seperti yang anda suda ketahui di musim ini sering timbul penyakit terutama bagi yang tidak kuat daya tahan tubuhnya. Untuk memperkuat daya tahan tubuh diperlukan ekstra energi untuk memberantas kuman penyakit yang didapat dari makanan yang harus mengandung gizi dan vitaminn bahkan ada juga yang menambahkan ekstra vitamin seperti makanan suplemen. Lainnya.

Demikian juga menjadi amphibi, demi tujuan untuk segera melakukan ACTION tidak sedikit energi yang dikeluarkan yang bisa berupa waktu, pikiran maupun materi. Seperti halnya yang saya alami sekarang ditengah kewajiban pekerjaan sebagai TDB yang selalu dikejar deadline dan juga tugas sebagai seorang ibu yang harus menjadi manager untuk seorang suami dan dua orang anak menjalani proses, menjadi Ampibhi merupakan sebuah pengalaman yang sangat menarik. Semua kewajiban di TDB harus dipenuhi sementara action untuk menjadi TDA harus pula dijalankan, disinilah semua energi ektra diperlukan badan secara fisik dan mental harus ekstra sehat, karena untuk mengerjakan kewajiban TDB harus double speed maka ekstra power diperlukan atau bisa juga mengerjakannya diluar jam kantor saat tengah malam misalnya yang seharusnya adalah saat istirahat.

Dulu saat di bangku sekolah saya pasti akan merasa senang dan bangga kalau ada yang mengatakan kalau saya ini memang pintar demikian pula sampai kira-kira tiga atau empat tahun yang lalu di saat saya dinilai berhasil melakukan pekerjaan yang belum pernah berhasil dilakukan para senior sebelum saya. Tapi you know what, sekarang saya merasakan itu seperti jebakan yang tanpa saya sadari saya menikmatinya walaupun itu sebenarnya semu. Sampai hingga akhirnya saat saya sangat menginginkan untuk segera action saya sudah kehabisan waktu dan energi yang menurut saya adalah bahan bakar utama untuk menjadi TDA.
Sudah dua bulan ini proyek untuk membuat blog tidak selesai-selesai juga. Saya merasa benar-benar terjebak dengan rutinitas deadline di TDB. Jangan merasa pintar, kalau memang tidak mampu karena sudah tidak ada waktu lagi dan tidak punya energi lagi untuk belajar membuat blog untuk apa memaksakan diri. Lalu bagaimana cara mewujudkan mimpi-mimpi menjadi TDA, apa actionnya? Jangan merasa pintar, sok mampu bisa mengerjakan semua sendiri, delegasikan saja orang lain untuk membuat blog pasti banyak yang siap membantu. Kosekuensinya ya pasti harus mengeluarkan ekstra biaya sebagai konpensasi atas waktu yang tidak saya miliki.

Seperti kata orang bijak, sedia payung sebelum hujan. Jadi wahai para ampibhi untuk menghadapi segala rintangan di musim pancaroba ini, siapkan diri anda dengan ekstra tenaga, ekstra waktu dan tentu saja isi kantong anda harus ekstra.. Jika saatnya tiba nanti anda menjadi full TDA, Insya Allah anda menjadi entrepreneur sejati yang tahan banting, mampu terus bangkit dari setiap kegagalan.

Jakarta, 09 Agustus 2007
Retno Murti